Nostalgia Di Kampung Naga

Bosan dengan kehidupan kota metropolitan yang dipenuhi oleh gedung-gedung pencakar langit, kebisingan jalan raya, serta udara yang tercemar. Mungkin anda harus mengambil cuti untuk beberapa hari dan tinggal di kampung Naga  Desa Neglasari, kec. Salawu, Kab.Tasikmalaya, Jawa Barat.

Kampung Naga merupakan sebuah perkampungan yang dihuni oleh masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya, tentu saja adat Sunda. Seperti halnya permukiman Badui, Kampung Naga merupakan salah satu objek kajian antropologi mengenai kehidupan masyarakat pedesaan Sunda di masa peralihan dari pengaruh Hindu menuju pengaruh Islam di Jawa Barat.
Memiliki luas sekitar 1,5 hektar Kampung Naga masih sangat terlihat ‘asri’ dan sama sekali belum  tersentuh oleh modernisasi. Lokasi Kampung Naga tidak jauh dari jalan raya yang menghubungkan kota Garut dengan kota Tasikmalaya.

Kampung Naga berada di lembah yang subur, di sebelah Barat Kampung Naga dibatasi oleh hutan keramat karena di dalam hutan tersebut terdapat makam leluhur masyarakat Kampung Naga.  Setibanya di kampung Naga, Anda akan melihat ratusan pohon-pohon yang tumbuh tinggi, sawah hijau dan sungai Ciwulang panjang. Anda juga akan menghirup udara yang masih sejuk dan suara gemericik air sungai dari kejauhan.

Di Kampung Naga Anda bisa pergi dalam pengasingan dan hiruk pikuk kota, menikmati tinggal di rumah sederhana dan mandi di Sungai Ciwulan. Dan menikmati malam tenang di kamar dengan hanya menggunakan lampu “cepleu” (temple).

Meskipun Anda tidak diperbolehkan untuk mendengarkan iPod atau gadget lainnya, Anda masih bisa mendengarkan  suara burung bernyanyi, gemercik air, hembusan angin, serta serangga dan katak yang berdendang, tentu dapat mendatangkan ketenangan.

Masyarakat Kampung Naga masih mempertahankan tradisi lama. Contohnya, rumah-rumah di kampung Naga harus menghadap ke utara atau ke selatan sedangkan Masjid, balai pertemuan, serta lumbung padi harus menghadap ke timur atau  ke barat. Bertahun-tahun, mereka tidak pernah menambahkan atau mengurangi jumlah bangunan yang berjumlah 111. Selain itu, kepala adat juga melarang warganya untuk menggunakan peralatan modern. Semua kegiatan sehari-hari dilakukan secara tradisional.

Penduduk kampung Naga sangat terkenal karena keramahannya saat menyambut wisatawan lokal maupun asing. Anda pun akan merasa betah menginap beberapa hari di sini. Dan sebelum menginap, Anda harus terlebih dahulu meminta izin dari pejabat setempat beberapa hari sebelum menginap.

Untuk buah tangan, Anda tak perlu khawatir, karena di sepanjang jalan menuju Kampung Naga banyak toko-toko yang menyediakan berbagai macam suvenir hasil kerajinan penduduk Kampung Naga dengan harga yang sangat murah dan dengan pilihan yang beraneka ragam, seperti sandal dan tas unik. Tak ketinggalan bagi anak-anak, di sana dapat membeli mainan yang terbuat dari kayu.

Tertarik Untuk Berkunjung??